Tanggamus, – Turnamen sepak bola yang berlangsung di lapangan Wonosari Kecamatan Gading Rejo, terjadi kericuhan dipicu atas keputusan Wasit dan hakim garis, karena diduga tidak netral dalam dalam memimpin pertandingan, pada selasa (30/9/2025).
Aksi kericuhan tersebut terjadi setelah wasit memberikan bola pinalti untuk kesebelasan A Satu FC pada menit akhir babak kedua, padahal pemain kesebelasan A Satu FC hanya terjatuh dan tidak ditekel keras apalagi sampai dikotak pinalti tim Gun Elektrik FC dari Kotaagung Tanggamus. Namun wasit langsung memberikan keputusan bahwa itu pelanggaran sehingga skor berubah 0:1 untuk kemenangan A Satu FC.
Sebelum kerusuhan terjadi, Kapten Tim Gun Elektrik FC, Gun Haetami melakukan protes kepada wasit, alih-alih protes tersebut diterima justru kapten tim A Satu FC dari pekon parerejo datang dan mendorong kapten tim gun elektrik fc dengan keras. Hal tersebut memicu seluruh pemain Gun Elektrik FC mengejar pemain A Satu FC tersebut karena melihat kapten tim nya di perlakukan sangat kasar oleh kapten tim A Satu FC.
Melihat para pemain saling kejar. Suporter bahkan manager dari Tim A Satu FC memasuki lapangan bahkan sempat akan melakukan pemukulan kepada para pemain dari Gun Elektrik FC, beruntung aparat kepolisian dan TNI yang berada dilokasi cepat mengamankan keduanya.
Direktur Eksekutif Gun Elektrik FC, M. Naufal, SH saat konferensi pers ke sejumlah awak media pada rabu (01/10/2025), menduga wasit utama dan Hakim garis melakukan setingan untuk memihak ke kesebelasan A Satu FC pada pertandingan 32 besar Wonosari CUP 2025.
“Berapapun scor atau kekalahan kami tetap menerima, yang tidak menerima tentang tidak propesional wasit dan hakim garis, tentu ini menjadi tanda tanya terhadap propesional wasit yang belum memenuhi syarat sebagai wasit, tentu ini akan menjadi pemicu konflik baik sesama pemain maupun lainnya,” tegas Naufal yang merupakan Anggota DPRD Kabupaten Tanggamus dari partai gerindra tersebut.
Politisi Gerindra tersebut meminta kepada Askab PSSI Kabupaten Pringsewu selaku pemberi Regulasi Pertandingan dan Polres Pringsewu selaku pemberi Izin Pertandingan Winosari CUP untuk mengevaluasi seluruh perangkat dan panitia pertandingan dalam turnamen tersebut karena sudah beberapa kali para pemain dibuat kecewa atas ulah tersebut.
“Bila perlu dibekukan turnamen turnamen tersebut, apalagi sudah sampai menyebabkan pertikaian,” tuturnya.
Ia pun menuturkan, sudah sering saya perhatikan setiap kami mengikuti turnamen di wilayah atas, baik pringsewu maupun gading pasti tim dari wilayah kotaagung selalu di akali dengan berbagai kecurangan.
“Mohon kedepannya kepada siapapun penyelenggara untuk berlaku fair, karena siapapun tim yang berasal dari luar kabupaten pringsewu selalu saja dicurangi dan di akali.” pintanya.
Naufal pun menambahkan, saat tehnical meering udah dijelaskan oleh panitia siapa pun penonton apalagi tim official dan manager memasuki lapangan saat terjadi insiden maka tim tersebut akan di diskualifikasi.
“Ini kita lihat tim manager dari A Satu FC masuk lapangan bahkan hampir melakukan pemukulan kepada pemain kami, tetapi panitia tidak menjalankan aturan dan regulasi tersebut. Dimana aturan yang telah dibuat dan ketegasan panitia,” tegasnya. (Red)






