Home / Uncategorized / Kecelakaan di SMAN Kedondong: Siswa Retak Kaki dalam Kegiatan Sekolah, Diduga Tak Ditangani Serius oleh Guru dan Sekolah

Kecelakaan di SMAN Kedondong: Siswa Retak Kaki dalam Kegiatan Sekolah, Diduga Tak Ditangani Serius oleh Guru dan Sekolah

Spread the love

Pesawaran, Haluan Lampung – Dunia pendidikan SMA di Lampung kembali dinilai gagal menanamkan nilai empati dan kepedulian sosial. Sebuah insiden kecelakaan terjadi pada saat kegiatan peringatan kemerdekaan RI ke-80 di SMAN Kedondong, Kabupaten Pesawaran. Seorang siswa kelas 10/6 mengalami retak tulang kering dan keseleo akibat kecelakaan saat mengikuti perlombaan sepak bola antar kelas. Korban, yang merupakan salah satu dari anak kembar orang tua yang enggan disebutkan namanya, hingga lebih dari satu bulan tidak dapat menjalani aktivitas belajar secara normal.

Orang tua korban, yang hanya dipanggil sebagai orang tua Dafa, menyatakan kekecewaannya yang mendalam. Menurut ahli kesehatan, anaknya mengalami retak tulang kering dan keseleo, sehingga menyebabkan pembengkakan dan tidak mampu berjalan. Setelah kejadian, korban sempat dilarikan ke ruang UKS, namun yang membuat miris adalah tidak ada satupun dewan guru yang menanyakan atau memperhatikan kondisi anaknya setelah satu bulan kejadian. “Aneh saja dunia pendidikan saat ini. Dulu, saya selalu diajarkan untuk ikut berbela sungkawa jika ada teman yang sakit, apalagi ini kecelakaan terjadi dalam kegiatan sekolah. Apakah guru sekarang hanya mementingkan gaji bulanan?” ujarnya dengan nada kecewa.

Orang tua tersebut berharap Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, Tomas Amirico, segera mengkaji ulang kinerja dewan guru yang seharusnya menjadi teladan bagi generasi muda. “Saya meminta dunia pendidikan memberikan contoh terbaik sebagai pahlawan tanpa jasa,” tutupnya. Sementara itu, korban masih terbaring di kasur tanpa bisa berbuat banyak, menahan rasa sakit yang tak kunjung membaik. Pihak SMAN Kedondong juga belum memberikan klarifikasi resmi saat dikonfirmasi.

Ironisnya, berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dialokasikan untuk tahun 2025 mencapai Rp1.615.298.801.000 untuk seluruh provinsi Lampung . Dana BOS seharusnya dapat digunakan untuk mendukung fasilitas kesehatan sekolah (UKS), termasuk penanganan darurat dan pemeliharaan kesehatan siswa. Namun, nyatanya alokasi dana ini tidak terasa bagi korban kecelakaan di SMAN Kedondong.

Sayangnya, meskipun dana BOS dianggarkan untuk mendukung operasional sekolah, termasuk UKS, implementasinya di lapangan seringkali tidak optimal. Insiden ini memperlihatkan betapa lemahnya pengawasan dan empati dari pihak sekolah, meski dana tersedia cukup besar.

Pendidikan bukan hanya tentang transfer ilmu, tetapi juga tentang pembentukan karakter empati dan kepedulian. Insiden di SMAN Kedondong menjadi cermin betapa dunia pendidikan Lampung masih perlu berbenah, terutama dalam hal penggunaan dana BOS untuk peningkatan layanan kesehatan sekolah dan tanggung jawab moral dewan guru. Masyarakat berharap agar Dinas Pendidikan Provinsi Lampung segera mengambil langkah tegas untuk memastikan insiden seperti ini tidak terulang kembali.(Maung/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *